Safari griya


Safari griya: Media Penghubung dan Pemersatu Kaum Organisator
            Dalam dunia pendidikan Khususnya pada ranah perguruan tinggi tentu kita mengenal istilah “organisasi”. Organisasi adalah wadah bagi sekumpulan orang yang memiliki suatu visi,misi dan tujuan yang sama yang dengannya mereka bekerjasama secara terorganisir,sistematis, terkendali, dan terpimpin dalam rangka untuk mencapai tujuan yang sama. Maka dari itu para organisator dituntut untuk bisa kompak,solid,kolektif dan loyal untuk bisa mencapai dan mewujudkan tujuan yang sama. Namun pada prosesnya sering kali terjadi ketidakompakan ataupun bahkan stagnansi dalam suatu organisasi. Baik itu karena persinggungan atau pergesekan idealisme antar organisator ataupun kurangnya militansi pada masing-masing organisator. Nah, bagaimana caranya mengatasi hal tersebut??? Ada situasi yang dapat meminimalisir atau bahkan mengatasi hal tersebut yakni dengan cara melakukan “safari griya” dengan ber-safari griya kita dapat menumbuhkan kekompakan,solidaritas,kolektivitas,loyalitas serta militansi yang sebelumnya tidak terbentuk dalam organisasi tersebut.
Makna safari griya
            Secara etimologis terdapat 2 kata dalam safari griya, yakni safari dan griya “safari” berasal dari bahasa arab سفر  yang berarti berpergian,berkelana,menjelajah, dan laian-lain yang cenderung bersifat fun/menyenangkan. Safari sendiri sering dikonotasikan dengan hal-hal yang berbau alam. Kata “griya” berasal dari bahasa jawa yang berarti rumah,kediaman,tempat tinggal. Jadi istilah safari griya sendiri mengalami akultrasi bahasa antara bahasa jawa dan bahasa arab.
            Secara terminologis, safari griya dilihat dari sudut pandang kacamata organisator ialah: berkunjung ataupun bepergian kerumah/kediaman sahabat sesama organisator dalam rangka untuk mempererat tali silaturahmi, memeperkokoh kekompakan solidaritas kolektivitas dan loyalitas, serta menumbuhkan rasa militansi dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan yang sama.
            Istilah “safari griya” tentu tidak asing lagi bagi kaum organisator khususnya pada ranah organisasi kemahasiswaan meskipun mungkin dengan nama atau istilah yang berbeda-beda, namun memiliki tujuan yang relatif sama. Yakni hal-hal yang bersifat “unity” atau mempererat persatuan karena dalam sebuah organisasi pasti ditemui masalah-masalah yang berkaitan dengan hal tersebut. Seperti misalnya yang terjadi pada periode baru atau awal pada suatu kepengurusan organisasi intra kampus. Para organisator pada suatu kepengurusan baru itu pasti akan merasa asing,belum nyaman, ataupun enggan dengan rekan mereka sesama organisator karena fakta bahwa memang belum timbul rasa solidaritas,kolektivitas,dan militansi pada para pengurus baru dalam suatu organisasi tersebut. Nah, akibatnya kemudian bukan tidak mungkin untuk jadi stagnansi ataupun ke-tidak optimal-an dalam organisasi tersebut, untuk itulah dibuatlah kegiatan yang sekiranya dapat “menghubungkan dan mempersatukan kaum organisator” dalam rangka untuk meraih atau menyukseskan tujuan bersama.
            Untuk itulah segenap pengurus HMJ PAI merumuskan kegiatan yang bisa menjadi media penghubung dan pemersatu para organisator yang ada pada HMJ PAI itu sendiri, yakni kegiatan “safari griya”. Safari griya dilaksanakan dalam kurun waktu dua minggu sekali, yakni pada hari minggu, dari segi tempat, safari griya dilaksanakan pada tempat atau rumah kediaman dulur pengurus HMJ PAI yang telah ditentukan pada rapat yang diadakan sebelum dilaksanakan kegiatan. Pemilihan tempat atau rumah kegiatan sendiri disepakati bahwa tempat atau rumah kediaman yang akan digunakan dipilih secara bergilir dengan sistem perdepartemen. Artinya apabila sudah menempati tempat atau rumah kediaman dulur yang menjabat didepartemen A maka safari griya selanjutnya diadakan ditempat atau kediaman dulur yang menjabat didepartemen B,C,D atau E secara bergantian. Dari segi acara, safari griya tergolong acara yang sederhana namun penuh makna. Sebagaimana biasanya, acara safari griya dimulai dengan yanalil (yasin nariyah tahlil) lalu selanjutnya akan dilanjutkan dengan makan bersama yang tentunya telah disediakan oleh shohibil bait. Setelah itu biasanya acara berjalan secara tradisional. Namun tetap dalam ranah atau ruang lingkup kegitan yang dapat mempererat solidaritas dan kolektifitas. Tetapi apabila terdapat program kerja yang waktunya berdekatan, maka biasanya safari griya diisi dengan membahas progrgam kerja tersebut namun secara santai, ceria dan komuniukatif. Kemudian acara safari griya akan diakhiri dengan berpamitan kepada shokhibul bait serta juga dilakukan do’a bersama sebagai penutup acara tersebut. Dan juga tidak lupa foto bersama pengurus dan shokhibul bait dengan dokumentasi kegiatan tersebut.

            Jadi esensi darikegiatan safari griya adalah bahwa persatuan dan kesatuan adalah hal yang palinga utama. Belajar dari “filosofi sapu lidi” bahwa “bersama, kita dapat lakukan apapun.”

Comments

Popular posts from this blog

HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( HMJ PAI )

PROJECT PROPOSAL Maulid Nabi

pertanyaan untuk screaning di organisasi hmps atau hmj